Sejak menjadi platform daring film pendek sineas Asia pada 2012,  Viddsee menghelat  penghargaan offline pertama yang bertajuk Viddsee Juree Awards. Di penghargaan tahun ini, Indonesia terpilih sebagai negara pertama yang menggelar Viddsee Juree Awards, dimana karya para sineas Indonesia dari berbagai genre berkesempatan untuk ditonton dan dipilih oleh panel juri internasional.

Juri Viddsee Juree Awards tahun ini merupakan sineas yang telah lama berkecimpung di dunia film dan memenangkan banyak penghargaan film pendek internasional. Beberapa di antaranya yaitu sutradara film indie Masoud Soheili, sineas veteran Malaysia James Lee, dan sutradara Jepang Eiji Shimada.

Ka Sao
Cuplikan layar ‘Ka Sao’’ , film pendek dokumenter karya Ignasius Loyola W S

Setelah melalui proses seleksi, terpilih sepuluh judul untuk kategori ‘In Competition’ dan lima puluh judul untuk kategori ‘Out of Competition’. Kesepuluh film ‘In competition’ akan berkompetisi untuk memperebutkan Gold dan Silver Award. Di edisi perdana Viddsee Juree ini, pemenang Gold Award akan mendapatkan hadiah liburan ke Singapura untuk mengunjungi HQ Viddsee serta satu unit kamera Blackmagic URSA EF senilai USD 4995, sementara pemenang Silver Award akan memenangkan 1 unit kamera Blackmagic Cinema Camera EF senilai USD 1995.

Salah satu film pendek yang dinominasikan dalam kategori ‘In Competition’ yakni Udin Telekomsel. Disutradarai Rein Maychaelson, film pendek komedi ini berkisah tentang Parjo dan Gundul yang pada satu malam membahas Udin, seorang anak yang bisa berkomunikasi dengan Tuhan lewat berkirim pesan di ponsel. Orang-orang pun mulai berdatangan ke Udin karena apapun yang mereka minta padanya, akan dikabulkan Tuhan.

Wachtenstaad
Cuplikan layar ‘WatchenStaad’ yang disutradarai Fajar Ramayel.

Di samping kisah fiksi, hadir pula  film pendek bergenre dokumenter seperti Ka Sao’ , karya Ignasius Loyola W S yang menceritakan upacara oleh suku Bajawa pada roh leluhur untuk mendirikan rumah adat baru. Tak ketinggalan genre animasi seperti WatchenStaad yang disutradarai Fajar Ramayel.  Film pendek bertema fiksi ilmiah ini bercerita tentang tiga anak laki-kaki yang ingin mengungkapkan kebenaran dari kotanya yang tak bermatahari karena awan besar yang meliputi.

“Acara ini adalah sebuah fondasi yang sangat baik yang diprakarsai oleh komunitas film. Saya sangat menantikan kesempatan untuk menonton film-film dengan kearifan lokal dari para pembuat film yang menjanjikan dari Indonesia,” kata Masoud Soheili, salah satu juri internasional Viddsee Juree 2016.

Penonton dari berbagai negara dapat langsung menikmati ke-60 film terpilih dalam saluran khusus yang bisa disaksikan di www.viddsee.com/jureeindonesia2016