Karya Novan Haryawan. (Foto: Istimewa)

 

Paguyuban Seni Tiyang Biasa menggelar pameran seni Made in Prison dengan tema “Rukun Agawe Santosa” pada 2—4 Februari 2017 di Lapas Narkotika Yogyakarta.

Di sana dipamerkan karya instalasi, lukisan, sablon, dan patung; juga workshop cukil, melukis di atas kanvas sepanjang 30 meter, serta pertunjukan musik hadroh at-taibun. Ada pula sarasehan “Seni Penjara” oleh antropolog Unpad Dr. Inang Winarso dan Daniel Indra Kusuma.

Paguyuban Seni Tiyang Biasa (Pastibisa) adalah ruang bagi penyaluran aktivitas dan kreativitas warga binaan pemasyarakatan (WBP) Lapsustik Kelas II A Yogyakarta. Paguyuban ini diketuai Santoso Ari Als (Kholik).

Dalam siaran pers yang diterima Sarasvati, berkesenian menjadi salah satu upaya warga binaan lepas dan bangkit dari keterpurukan akibat narkoba. Terlebih lagi terbentuk opini di masyarakat bahwa narkotika adalah substansi yang lebih berbahaya dari korupsi dan terorisme hingga gencar kampanye program war on drugs.