Kamar 2, host Diaz Parzada dan Wilsen Willim. (Foto: Jacky Rachmansyah)

Kamar hotel disulap jadi ruang pamer berisi embroidery tengkorak hitam hingga karya yang mengajak pengunjung menyusun “modul” keluarga bahagia.

“Kenapa tidak kita buat menjadi ruang pameran?”. Pertanyaan itu dilontarkan Amalia Wirjono, pendiri Art Dept ID, kepada Erastus Radjimin, CEO ARTOTEL Indonesia, yang menjadi awal dari pameran “Universe Behind The Doors” di Artotel Thamrin, Jakarta, 21 Oktober-20 November 2016. Pameran hasil kolaborasi ARTOTEL Indonesia dengan Art Dept ID dan didukung Generation-G ini melibatkan 26 seniman muda kontemporer, lima pasang host yang adalah public figure dari berbagai profesi kreatif, serta Sally Texania sebagai kurator.

Bernuansa urban, kamar yang di-host Dian Sastrowardoyo dan Maulana Indraguna memamerkan karya-karya seniman muda yang menggunakan idiom dan ekstraksi berbeda-beda dari “visual jalanan”. Selain mural graffiti Untitled oleh Adi “Stereoflow” Darma, ada pula ilustrasi-ilustrasi bertemakan urban, seperti Trapped in the Sickness #3 karya Muchlis Fachri; Kota dan Hidup, Way of Living #1, Traffic Jam, Kota dan Tembok karya Bayu Widodo, serta Sk8r Galau karya Muhammad Vilhamy menghiasi ruang kosong pada dinding kamar M#01.

Faisal Rajman,
Faisal Rajman, “Cipta Kreasi Family”, uk variable dimension sticker installation, 2016. (Foto: Jacky Rachmansyah)

Di-host oleh Diaz Parzada dan Wilsen Willim, kamar M#02 dihiasi seni ilustrasi dan craft. Mungkin pengunjung akan sedikit kaget dengan kehadiran One Day Be Like karya Puji Lestari. Embroidery tengkorak hitam dengan latar belakang flora berwarna-warni berikut lengan hitam dan lilin-lilin berbentuk tengkorak memenuhi area wasfatel dalam kamar mandi.

Kesan feminin yang agak gelap juga ditemui dalam karya Deep Perspective oleh Deya Ayu Aprilia yang berbentuk mata menangis, mix-media illustration bertajuk Kelambu  oleh Sarita Ibnoe, dan mural Technicolor Reflectance oleh Kendra Ahimsa. Juga karya Aditya Pratama, satu-satunya seniman lelaki dalam kamar ini, berupa keramik berlukiskan stilasi yang berasosiasi pada pendidikan seksual, Adek, Tutup Dulu Matanya!

Sekarputri,
Sekarputri, “Girls Sitting #1”, 21.5×22.5 cm, ceramic, 2016. (Foto: Jacky Rachmansyah)

 

 

Ulasan lengkap Karya Seniman di Balik Pintu Kamar Hotel dapat dibaca di majalah Sarasvati edisi November 2016.