Jogja untuk Dunia (2016) karya Klowor Waldiyono. Foto: istimewa.

 

Alih-alih menampilkan alam yang compang-camping, Klowor Waldiyono menyampaikan protesnya tentang kerusakan lingkungan lewat visualisasi alam yang utopis.

Soal ketidakpedulian manusia pada alam telah menjadi momok yang panjang dibahas oleh para pegiat dan pemerhati lingkungan selama beberapa dekade ke belakang. Untuk menyulut kepedulian masyarakat akan masalah ini, gambaran nyata kebakaran hutan dan penebangan liar tak jarang dihadirkan ke layar kaca dan sejumlah pameran fotografi dalam wujud rekaman video dan karya foto yang tragis dan mencekam.

Kontras dengan upaya tersebut, Klowor Waldiyono justru menyoal kerusakan alam dengan menghadirkan wujud utopis alam dalam lukisan-lukisan terbarunya.

Lestari Alamku (2016) karya Klowor Waldiyono. Foto: istimewa
Lestari Alamku (2016) karya Klowor Waldiyono. Foto: istimewa

Tak kurang dari 25 lukisannya dipamerkan di Galeri Limanjawi, Magelang, Jawa Tengah, pada 17 Juli-17 Agustus 2016. Berbeda dari sejumlah pameran tunggal terdahulunya, Klowor juga bertindak sebagai kurator untuk pameran tunggal keempatnya ini.

 

*Ulasan lengkap Mengabadikan Rupa Surga di Bumi dapat dibaca di majalah Sarasvati edisi Agustus 2016